Jumat, 15 Juli 2011

Hari yang Indah dengan Idolaku

Sudah 13 tahun malaikat kecil itu dilahirkan pada tanggal 16 Juli 1998. Kini dia sedang mengadakan acara ulang tahunnya di Jakarta. Bersama D'Bieterz, oya saya sampai lupa mengenalkan d'bieterz itu apa. D'biterz atau yang disebut db adalah gruop fans gitu. Nama anak idola ini adalah Obiet Panggrahito. Tempat tinggalnya di Temanggung dan dia juga dilahirkan di Temanggung. Sekarang dia sudah duduk di kelas 2 SMP.

Dulu saya sangat mengidolakannya waktu berada di pentas idola cilik 2. Suaranya yang merdu serta penampilannya yang tidak mencolok. Mencolok disini dia suka tampil adanya. Sikapnya yang sering senyum dan diakhir kalimat sering mengucapkan 'terima kasih'. Mungkin cuma dia yang bisa hipnotis saya dengan tutur kata dan bahasanya yang ramah dan baik. Pada ajang idola cilik dia hanya mendapatkan ranking 4. Tapi dia selalu bersyukur kepada Tuhannya betapa besar anugrah yang telah diberikan kepadanya.

Saya sekarang tergabung dalam db medan. Alangkah senangnya bergabung dengan mereka yang punya keinginan dan jiwa mengagumi anak jebolan idola cilik pada kelas 5 SD tersebut. Ingin rasanya saya terbang kesana ke Temanggung untuk berkunjung kerumahnya. Tak tahu kenapa kami db medan ingin sekali kesana untuk berjumpa dengan dia.

Pada hari ini saya hanya bisa goreskan untuk ucapkan 'selamat ulang tahun' pada obiet supaya panjang umur dan sehat selalu. dbieterz together we can!

Kamis, 14 Juli 2011

Dunia Tak Diam

Sudah hampir 4 bulan aku disini, di desa Tj.Seumantoh. Hari demi hari terasa tambah hampa. Serasa di tengah pasar tapi rasanya tak damai, hampa. Tak ada jiwa kekeluargaan dan jiwa kebersamaan disini. Ingin ceritakan semua yang dirasa hingga membuat hati ini menjadi plonk. Perpanjangan waktu itu yang seharusnya habis pada tanggal 23 Juli diperpanjang menjadi 12 Agustus. Ini membuat diri ini seakan didera kemarau yang berkepanjangan.

Tidak tau yang mau dibuat, dari sikapnya semua bikin nek. Aku ingin cerita, ingin semua bisa rasakan. Saat ini saya sedang sakit. Saya 1 kamar dengan Sudin. Tak ada yang buat aku suka dengan sikap dan perilaku dia. Tapi aku tetap optimis sikap dia akan jadi baik. Dia yang merasa dirinya "idealism" tidaklah serupa yang sering dia bangga banggakan. Hanya omong kosong yang buat itu sangat berharga bagi dirinya. Yang bikin saya tidak sangka adalah ketika saat ini saya sakit. Tak ada kata kata semangat untuk menghibur saya selagi sakit. Malah mengeluarkan kata kata membuat kita lebih down. "membawa virus ke dalam kamar ini". Kebetulan saya sedang pilek. Itupun alergi karena udara yang berubah ubah. Seiring dengan itu dia juga mempersalahkan saya karena dia juga terkena flu. Semua yang terjadi pada dia dianggap semua semata mata salah saya. Tak ada dukungan moril sedikitpun untuk mendukung kesembuhan saya malah dukungan untuk mempersalahkan orang lain. Sikap inilah yang membuat saya gerah akan sikapnya. Ingin rasanya pindah dari rumah ini secepatnya.

Tak tahu apa yang harus saya perbuat untuk jauh darinya.Mungkin hanya keajaiban tanggal 12 Agustuslah yang akan dapat pisahkan saya dari neraka ini. Jengkel memang hidup disini. Tuhan memang adil, setelah dia mengejek dengan sakit pilek saya dia pun terkena. Sebenarnya saya pernah belajar dari pelajaran Sosiologi waktu SMA. Sesuatu sugesti yang baik akan menghasilkan yang baik pula, dan jika mengeluarkan sugesti yang buruk akan menghasilkan hasil yang buruk pula. Itulah contohnya: mungkin jika dia suport saya untuk bisa cepat sembuh maka saya akan cepat sembuh dan jika dia malah membuat sugesti buruk maka saya dan dia akan dapat dampak yang buruk dan lebih buruk lagi. Mungkin ini juga yang disebut "KARMA".

Beda sekali pas saya kuliah, memang saya merasakan nge kost 1 kamar sendiri. Tapi ketika sakit memang sendiri, tapi tetangga kosan yang care dan penuh perhatian pada tetangganya. Semisal saya sakit pilek mereka bantui untuk membelikan nasi dan lauk. Mereka pun tidak ada perasaan takut tertular dengan penyakit pilek saya. Memang pilek ini menular tapi dengan niat baik yang mereka lakukan tak ada sakitpun yang mereka rasakan. Beda memang "ditempat ini serasa neraka bagiku".

Aku selalu berdoa pada Tuhan jika penempatan lanjutan saya ingin ditempat yang senyaman mungkin. Saya ingin berada di antara manusia manusia yang mempunyai otak. Biarpun itu jauh dipedalaman tapi mereka bisa jadi keluarga baru denganku. Entah mengapa ini diperpanjang, kekakuan yang mendera hati, raga dan jiwa ini membuat tak ada artinya. Seperti cerita Sudin yang memiliki umur lebih tua dariku. Seharusnya dia sebagai pengayom bukan perintis kerusakan.

Mudah mudahan sakit ini bisa cepat sembuh dan saya dapat selesaikan laporan dengan cepat tanpa ada kesulitan. Amin.