Sudah hampir 4 bulan aku disini, di desa Tj.Seumantoh. Hari demi hari terasa tambah hampa. Serasa di tengah pasar tapi rasanya tak damai, hampa. Tak ada jiwa kekeluargaan dan jiwa kebersamaan disini. Ingin ceritakan semua yang dirasa hingga membuat hati ini menjadi plonk. Perpanjangan waktu itu yang seharusnya habis pada tanggal 23 Juli diperpanjang menjadi 12 Agustus. Ini membuat diri ini seakan didera kemarau yang berkepanjangan.
Tidak tau yang mau dibuat, dari sikapnya semua bikin nek. Aku ingin cerita, ingin semua bisa rasakan. Saat ini saya sedang sakit. Saya 1 kamar dengan Sudin. Tak ada yang buat aku suka dengan sikap dan perilaku dia. Tapi aku tetap optimis sikap dia akan jadi baik. Dia yang merasa dirinya "idealism" tidaklah serupa yang sering dia bangga banggakan. Hanya omong kosong yang buat itu sangat berharga bagi dirinya. Yang bikin saya tidak sangka adalah ketika saat ini saya sakit. Tak ada kata kata semangat untuk menghibur saya selagi sakit. Malah mengeluarkan kata kata membuat kita lebih down. "membawa virus ke dalam kamar ini". Kebetulan saya sedang pilek. Itupun alergi karena udara yang berubah ubah. Seiring dengan itu dia juga mempersalahkan saya karena dia juga terkena flu. Semua yang terjadi pada dia dianggap semua semata mata salah saya. Tak ada dukungan moril sedikitpun untuk mendukung kesembuhan saya malah dukungan untuk mempersalahkan orang lain. Sikap inilah yang membuat saya gerah akan sikapnya. Ingin rasanya pindah dari rumah ini secepatnya.
Tak tahu apa yang harus saya perbuat untuk jauh darinya.Mungkin hanya keajaiban tanggal 12 Agustuslah yang akan dapat pisahkan saya dari neraka ini. Jengkel memang hidup disini. Tuhan memang adil, setelah dia mengejek dengan sakit pilek saya dia pun terkena. Sebenarnya saya pernah belajar dari pelajaran Sosiologi waktu SMA. Sesuatu sugesti yang baik akan menghasilkan yang baik pula, dan jika mengeluarkan sugesti yang buruk akan menghasilkan hasil yang buruk pula. Itulah contohnya: mungkin jika dia suport saya untuk bisa cepat sembuh maka saya akan cepat sembuh dan jika dia malah membuat sugesti buruk maka saya dan dia akan dapat dampak yang buruk dan lebih buruk lagi. Mungkin ini juga yang disebut "KARMA".
Beda sekali pas saya kuliah, memang saya merasakan nge kost 1 kamar sendiri. Tapi ketika sakit memang sendiri, tapi tetangga kosan yang care dan penuh perhatian pada tetangganya. Semisal saya sakit pilek mereka bantui untuk membelikan nasi dan lauk. Mereka pun tidak ada perasaan takut tertular dengan penyakit pilek saya. Memang pilek ini menular tapi dengan niat baik yang mereka lakukan tak ada sakitpun yang mereka rasakan. Beda memang "ditempat ini serasa neraka bagiku".
Aku selalu berdoa pada Tuhan jika penempatan lanjutan saya ingin ditempat yang senyaman mungkin. Saya ingin berada di antara manusia manusia yang mempunyai otak. Biarpun itu jauh dipedalaman tapi mereka bisa jadi keluarga baru denganku. Entah mengapa ini diperpanjang, kekakuan yang mendera hati, raga dan jiwa ini membuat tak ada artinya. Seperti cerita Sudin yang memiliki umur lebih tua dariku. Seharusnya dia sebagai pengayom bukan perintis kerusakan.
Mudah mudahan sakit ini bisa cepat sembuh dan saya dapat selesaikan laporan dengan cepat tanpa ada kesulitan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar